BAB I
TEKNIK
PENULISAN KARYA TULIS ILMIYAH
A. Ukuran Kertas
Agar
terdapat kesamaan pada penulisan karya tulis ilmiah, maka perlu ditetapkan
ukuran kertas yang digunakan, yaitu:
1.
Jenis kertas yang digunakan
untuk karya tulis ilmiah adalah HVS 70 gram, warna putih, ukuran A4 (21 cm x 29,7
cm). Lampiran atau lainnya yang berukuran lebih besar harus dilipat sesuai
dengan ukuran A4.
2.
Naskah karya tulis ilmiah hanya
ditulis pada satu sisi halaman kertas.
3.
Naskah karya tulis ilmiah
diketik dengan komputer. Tulisan Latin menggunakan huruf (font) Times New Roman ukuran 14 untuk judul
halaman sampul, ukuran 13 untuk judul bab, ukuran 12 untuk sub-bab, anak sub-bab
dan naskah karangan, ukuran 11 untuk teks dalam tabel, dan ukuran 10 untuk
catatan kaki (footnote). Sedangkan
tulisan Arab menggunakan huruf Tradisional
Arabic ukuran 16 atau yang seukuran itu kalau ditulis dengan tangan.
4.
Area penulisan naskah berjarak
margin kiri 4 cm atau 1,58 inc (untuk karya tulis
ilmiah berbahasa Arab kanan) dari pinggir kertas, sedangkan
margin kanan, atas, dan bawah berjarak 3 cm atau 1,18 inc.
5.
Nomor halaman untuk bagian awal
karya tulis ilmiah (daftar
isi, kata pengantar dan lainnya) menggunakan angka Romawi kecil (i,ii, dst.,
untuk karya tulis ilmiah berbahasa Arab
menggunakan alif, ba’, dst.) diletakkan di bagian tengah bawah halaman pada
jarak 1 cm dari margin bawah.
6.
Nomor halaman untuk bagian isi
dan bagian akhir karya tulis ilmiah menggunakan
angka Arab (1,2,3 dst.) diletakkan di bagian kanan atas (untuk karya
tulis ilmiah berbahasa Arab di bagian kiri atas) pada jarak 1 cm dari
margin atas, kecuali halaman yang memuat judul bab, nomor halamannya di bagian
tengah bawah pada jarak 1 cm dari margin bawah.
B. Ukuran Penulisan
Agar
terdapat kesamaan pada karya tulis ilmiah, maka perlu ditetapkan ukuran
penulisan, yaitu:
1.
Tulisan dan logo pada sampul
luar karya tulis ilmiah ditulis dengan huruf kapital, tata letaknya simetris dan
ukuran hurufnya serasi. Sedangkan yang lainnya hanya pada huruf awal tiap kata
saja yang ditulis huruf kapital. Semua itu ditulis dengan tata letak secara
simetris, ukuran huruf yang serasi dan dengan menggunakan tinta hitam.
2.
Semua unsur dalam daftar isi
ditulis dengan spasi 1,5 dengan jarak (antar unsur-unsur itu) 1,5 spasi,
kecuali sub-bab dan anak sub-bab di bawahnya dibuat 2 spasi. Awal sub-bab tiap
kata yang menggunakan huruf kapital.
3.
Judul-judul tabel pada daftar
tabel dan judul-judul gambar pada daftar gambar diberi nomor urut dan ditulis
dengan spasi tunggal. Jarak
antar judul adalah satu setengah spasi.
C. Lambang Penulisan
Kategorisasi
bagian isi karya tulis ilmiah menggunakan lambang-lambang
sebagai berikut:
1.
Lambang kategorisasi bab
menggunakan angka Romawi besar tanpa diakhiri dengan titik.
2.
Lambang kategorisasi sub-bab
menggunakan huruf alfabet kapital yang diberi titik. Awal kata sub-bab menggunakan
huruf kapital tanpa titik.
3.
Lambang
kategorisasi anak sub-bab menggunakan angka Arab yang di akhiri dengan titik.
4.
Kategorisasi
untuk pecahan-pecahan berikutnya secara urut menggunakan lambang-lambang: huruf
alfabet kecil yang diberi titik, angka Arab yang di akhiri kurung tutup, huruf
alfabet kecil yang di akhiri dua tanda kurung.
5.
Kata
“BAB” ditulis dengan huruf kapital pada bagian tengah atas halaman dengan tata
letak yang simetris, tanpa garis bawah, dan tanpa diakhiri dengan titik.
Lambang kategori bab ditulis sesudah kata bab dengan jarak satu ketukan.
6.
Huruf
awal setiap kata dari judul sub-bab ditulis dengan huruf kapital tanpa diakhiri
dengan titik.
7.
Penulisan
judul anak sub-bab sama dengan penulisan judul sub bab. Lambang kategori sub-bab
diletakkan pada posisi lurus dengan huruf awal judul sub- bab.
8.
Jarak
antara kata “BAB” dengan judul bab 1,5 spasi dan antara judul bab dengan judul
sub-bab adalah 2 spasi. Sedangkan jarak antara akhir teks karangan dengan anak
sub bab dan seterusnya adalah 2 spasi.
9.
Teks isi karangan ditulis
dengan spasi 1,5 dan dengan pola rata kiri-kanan (justified).
10.
Baris pertama paragraf ditulis
masuk satu koma dua sentimeter (1,2 cm) dari pias kiri karangan.
11.
“Kutipan langsung” yang
panjangnya tidak lebih dari 40 kata dimasukkan ke dalam paragraf yang ada dan
diapit dengan dua tanda petik untuk membedakannya dari yang bukan kutipan.
12.
“Kutipan langsung” yang
panjangnya lebih dari 40 kata dijadikan paragraf tersendiri, ditulis dengan
spasi tunggal dan tanpa diapit dengan dua tanda petik.
13.
Teks Arab yang dijadikan
paragraf tersendiri ditulis dengan jarak 1,5 spasi dari teks sebelumnya dan
dari teks sesudahnya. Teks
dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.
D. Warna Sampul
Untuk
mempermudah dalam klasifikasi asal prodi mahasiswa, maka dibedakan dengan warna
sampul sebagai berikut:
1.
Sampul
karya tulis ilmiah untuk Jurusan/program studi Muamalah
berwarna kuning.
2.
Sampul
karya tulis ilmiah untuk Jurusan/program studi
Ahwal Asyahsiyah berwarna biru.
E. Penulisan Kutipan
Adapun
teknik penulisan kutipan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Nomor
urut kutipan dan catatan kaki ditulis dengan efek superscript atau lebih tinggi setengah spasi dari baris biasa.
2.
Badan
karangan dan cacatan kaki dipisah dengan garis pembatas sepanjang 14 karakter
dari pias kiri pada jarak 1 spasi dari badan karangan.
3.
Jarak antara catatan kaki
dengan garis pembatas dan jarak antar catatan-catatan kaki adalah 1 spasi.
4.
Catatan kaki ditulis dengan
spasi tunggal dan baris pertamanya masuk 1 cm dari pias kiri.
5.
Nama
pengarang ditulis tanpa mencantumkan gelar apapun.
6.
Nama
pengarang ditulis lengkap. Nama yang lebih dari tiga kata cukup ditulis dengan
kata terakhir nama tersebut.
7.
Jika
pengarang terdiri dari dua orang, maka nama keduanya dicantumkan semua. Jika
lebih dari dua orang, maka nama yang disebut nama pertama kali saja, nama
ketuanya saja jika berupa tim, yang dicantumkan dengan diimbuhi kata et. all. atau dkk.
8.
Judul
karangan ditulis lengkap, termasuk anak judulnya (kalau ada) dengan cetak
miring (italic).
9.
Karangan
yang berupa terjemahan, skripsi, atau tesis, keterangan tentang itu dicantumkan
setelah judul karangan. Khusus karangan terjemahan dicantumkan juga nama
penerjemahnya.
10.
Karangan
yang tidak diterbitkan untuk umum, seperti diktat atau makalah, ditambahkan
kata tidak diterbitkan.
11.
Karangan
yang dimuat dalam buku kumpulan karangan, majalah atau koran, sesudah judul
karangan dicantumkan juga judul kumpulan karangan, nama majalah, atau koran
yang memuatnya.
12.
Apabila
buku kumpulan karangan tersebut menggunakan editor, maka nama editor itu
dicantumkan dengan diimbuhi singkatan ed.
di dalam kurung. Apabila editornya lebih dari satu orang, maka yang dicantumkan
hanya nama editor yang pertama dengan diimbuhi singkatan eds. di dalam kurung.
13.
Pustaka
yang tidak menyebutkan nama pengarang, tetapi menyebutkan lembaga yang
menerbitkan, seperti peraturan, perundangan atau lainnya, maka nama lembaga
yang menerbitkan dianggap sebagai nama pengarang.
14.
Huruf
awal tiap kata dalam catatan kaki ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata
depan seperti: “yang, di, ke, dari, daripada, pada, untuk, dengan”, dan
semacamnya yang berfungsi sebagai penghubung dan kata ibid.
15.
Unsur-unsur
informasi tentang suatu sumber dalam catatan kaki dipisah dengan koma dan tidak
ditutup dengan titik.
16.
Apabila
terjadi pengulangan pengutipan dari satu sumber secara berturut-turut, maka
keterangan untuk sumber yang kedua dan seterusnya dinyatakan dengan kata ibid yang diberi titik, ditambah dengan
keterangan nomor halaman jika tempat kutipan tersebut berbeda halaman dengan
yang sebelumnya.
17.
Apabila
pengulangan pengutipan dari satu sumber terjadi secara tidak berturut-turut
(sudah diselingi kutipan dari sumber lain), maka keterangan untuk sumber yang
kedua dan seterusnya cukup dinyatakan dengan nama akhir penulis (last name),
beberapa kata dari judul karangan, dan nomor halaman, op. cit., loc., cit.
tidak dipergunakan.
18.
Disetiap
bab nomor urutan footnote dimulai dari angka satu.
F. Daftar Pustaka
Teknik
penulisan daftar pustaka dapat diuraikan sebagai berikut;
1.
Daftar pustaka disusun
berdasarkan urutan alfabetik dengan memakai entri nama pengarang.
2.
Cara penulisan nama pengarang
dengan mendahulukan nama akhirnya dan judul karangannya sama dengan cara
penulisannya dalam catatan kaki.
3.
Penulisan nama pengarang yang
sama untuk urutan kedua dan seterusnya, diganti dengan garis putus-putus
sebanyak delapan karakter.
4.
Huruf awal tiap kata dalam
daftar rujukan adalah kapital, kecuali kata depan seperti: “yang, di, ke, dari,
daripada, pada, untuk, dengan”, dan semacamnya yang berfungsi sebagai kata
penghubung.
5.
Unsur-unsur informasi tentang
suatu pustaka satu dengan lainnya dipisah dengan koma dan tidak diakhiri dengan
titik.
6.
Baris pertama daftar pustaka
ditulis mulai dari pias kiri (karya tulis ilmiah berbahasa Arab dari pias
kanan), sedangkan baris yang kedua dan seterusnya ditulis pada jarak satu
setengah sentimeter dari pias kiri.
7.
Daftar pustaka ditulis dengan
spasi tunggal. Jarak antar rujukan yang satu dengan yang lain adalah satu
setengah spasi.
8.
Rujukan yang tidak mencantumkan
kota penerbit, keterangan tentang kota penerbit tersebut diganti dengan tulisan
t.t.p., singkatan dari: tanpa tempat penerbit.
9.
Rujukan yang tidak mencantumkan
penerbit, keterangan tentang penerbit tersebut diganti dengan tulisan t.p.,
singkatan dari: tanpa penerbit.
10.
Rujukan yang tidak mencantumkan
tahun penerbitan, keterangan tentang tahun penerbitan tersebut diganti dengan
tulisan t.t., singkatan dari: tanpa tahun.
G. Teknik
Penyajian Tabel
Penggunaan
tabel sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data statistik
dalam kolom-kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan
menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami data dan mencari
hubungan-hubungannya secara cepat.
Tabel
yang baik adalah bersifat sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.
Menggunakan banyak tabel lebih baik daripada menggunakan sedikit tabel yang
isinya terlalu padat. Hal ini karena memasukkan terlalu banyak data dalam suatu
tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Selain itu, tabel yang baik harus
dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya secara efektif.
1.
Kata
“Tabel” ditulis dipinggir, diikuti nomor dan judul tabel.
2.
Tabel
harus diberi identitas (nomor dan judul tabel) dan ditempatkan di atas tabel.
3.
Nomor
tabel ditulis dengan menggunakan angka arab sebagai identitas tabel yang
menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang
bersangkutan. (Contoh Tabel 4.2 = menunjukkan tabel tersebut berada pada bab
IV, nomor urut tabel yang kedua).
4.
Judul
tabel ditulis tebal dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata, kecuali
kata hubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, maka baris kedua dan
seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi
tanpa diakhiri tanda titik.
5.
Memberi jarak 2 spasi antara
teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel.
6.
Tabel yang pendek (kurang dari
setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks. Sedangkan untuk tabel yang
cukup besar (lebih dari setengah halaman) harus ditempatkan pada halaman
tersendiri dengan ketentuan akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi
garis horisontal. Pada halaman berikutnya, dituliskan Lanjutan tabel …pada
tepi kiri, kemudian membuat tabel lagi dengan mencantumkan kepala tabel
(termasuk teksnya).
7.
Kolom
kepala (heading) dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus
dicantumkan.
8.
Istilah-istilah
seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk singkatan/lambang;
misalnya: No., %, dan f.
9.
Data
yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 11 dengan spasi
tunggal.
10.
Garis
vertikal dan horizontal digunakan untuk mempermudah pembacaan tabel.
11.
Tabel
yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis,
tahun publikasi dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak 3
spasi dari garis horizontal terbawah dengan dimulai dari tepi kiri.
12.
Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam
tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip.
13.
Catatan
kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, 1,5 spasi di bawah sumber, bukan
pada bagian bawah halaman.
Contoh:
Tabel 1.1
Keterlibatan Mahasiswa dalam
Program Peningkatan Prestasi Belajar
Kegiatan
|
Peranan Lulusan
|
Relevansi
|
|||||
P
|
Pb
|
Pan
|
Pl
|
R
|
TSR
|
TR
|
|
%
|
%
|
%
|
%
|
%
|
%
|
%
|
|
Seminar (90,0%) *)
|
57.8
|
65.6
|
40.0
|
31.1
|
46.1
|
50.1
|
Ttd
|
Penataran/latihan dalam jabatan
(74.5%)
|
3.3
|
51.1
|
50.0
|
31.1
|
57.6
|
20.8
|
10.0
|
Lokakarya (70.3%)
|
34.4
|
34.4
|
22.2
|
8.9
|
53.3
|
41.6
|
Ttd
|
Kursus (32.5%)
|
6.7
|
6.7
|
5.5
|
Ttd
|
66.7
|
29.1
|
Ttd
|
Kegiatan lain (15.3%)
|
14.4
|
24.4
|
14.4
|
6.4
|
Ttd
|
3.5
|
Ttd
|
Keterangan : P = Peserta R = Relevan
Pb =
Pembicara TSR = Tidak selalu relevan
Pan =
Panitia TR = Tidak relevan
Pl = Peran lain Ttd = Tidak tersedia data
*)
Angka-angka dalam kurung menunjukkan
presentase lulusan yang memberikan jawaban.
**)
Sejumlah 10% lagi dari peserta
kegiatan ini menyatakan bahwa hal itu tidak relevan dengan bidang keahlian
mereka. Alasan-alasan yang diberikan antara lain bahwa kuliah-kuliah yang
diberikan terkadang sangat berbeda dengan bidang keahlian baru lulusan yang mereka
peroleh dalam pendidikan di luar negeri.
H. Teknik Penyajian Gambar
Istilah gambar dalam buku panduan
ini merujuk pada gambar dalam berbagai model seperti foto, grafik, sket,
diagram, bagan, peta, dan jenis gambar lainnya. Gambar dapat digunakan untuk
menyajikan data baik data statistik maupun data non statistik, menekankan
hubungan atau korelasi tertentu, memberi contoh-contoh, dan memberikan konklusi
atas fenomena tertentu.
Penyajian gambar
dalam karya tulis harus memperhatikan beberapa ketentuan berikut:
1.
Judul
gambar ditempatkan di bawah gambar, ditulis cetak tebal (bold) dengan ukuran
huruf (font) 10, dan dinomori menggunakan angka arab (1, 2, 3 dst).
2.
Gambar
harus sederhana dan mudah dipahami tanpa memberikan deskripsi tekstual.
3.
Gambar
yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman
tersendiri.
4.
Penyebutan
adanya gambar ditulis mendahului gambar dengan mengacu pada nomor gambar,
bukan dengan menggunakan kata “gambar di bawah ini”.
5.
Gambar
yang merupakan adopsi dari sumber lain harus dituliskan sumber gambar tersebut
di bawah judul gambar, bukan pada catatan kaki.
BAB
II
TEKNIK
PENULISAN KUTIPAN
A. Teknik
Pengutipan atau Cara Merujuk
Secara garis
besar ada dua cara pengutipan yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah, baik
dalam bentuk buku maupun bentuk lain yang dipublikasikan di majalah ilmiah,
yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
1.
Kutipan Langsung
Yang dimaksud dengan kutipan langsung ialah kutipan yang
diambil dari pendapat seseorang -para ahli, pakar, pengarang, dan sebagainya-
dengan secara langsung baik mengenai kata maupun kalimatnya tanpa menambah dan
mengurangi sedikitpun. Kutipan langsung dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yakni kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang, puisi/kata mutiara,
ayat al Qur’an/hadis\, anotasi, dan kalimat ellips.
a. Kutipan
langsung pendek adalah kutipan yang diambil oleh penulis dari pendapat
seseorang secara langsung yang kurang dari 40 kata. Kutipan langsung pendek
tersebut ditulis dengan menggunakan spasi ganda (2 spasi) diantara tanda kutip
(“…“) dan tetap terpadu dalam teks utama. Kemudian diakhir kutipan diikuti
dengan nomor footnote.
Contoh:
Alwi Shihab menjelaskan “Bantuan langsung tunai segera
diberikan kepada yang berhak”.1
Kondisi
di lapangan sangat berbeda dengan yang direncanakan Pemerintah hal ini
disebabkan “Kejanggalan dalam pembagian dan beaya yang diinginkan oleh petugas
tertentu”.2
b.
Kutipan langsung panjang
adalah kutipan yang diambil oleh penulis dari pendapat seseorang secara
langsung yang terdiri dari 40 kata atau lebih. Cara penulisannya, kutipan
dipisah dari teks utama dan ditulis dengan menggunakan spasi tunggal (1 spasi),
ditulis menjorok ke dalam 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan teks
utama, dan kemudian diikuti dengan footnote.
Contoh:
Berger menjelaskan:
Modernisasi pendidikan Islam memperlemah posisi ahli
syari’ah yang antara lain mendorong toleransi. Pada sisi
lain, meluasnya toleransi itu justru menumbuhkan rasa terancam yang mendorong
gerakan lebih radikal. Hal ini memberi petunjuk adanya hubungan signifikan
pemikiran Islam dan dinamika social penganut atau elite ulama dari agama
bersangkutan.3
c. Kutipan yang sebagian
dihilangkan (kalimat ellips).
Apabila dalam mengutip langsung
ada kata-kata dalam kalimat yang dihilangkan, maka kata-kata yang dihilangkan
tersebut diganti dengan 3 (tiga) titik.
Contoh:
“Penerapan
ajaran Islam menurut visi … di daerah pedesaan akan nampak berbeda jika
dibandingkan dengan kawasan perkotaan” 4
Apabila dalam kutipan langsung ada kalimat yang
dihilangkan, maka kalimat yang dihilangkan tersebut diganti dengan 4 (empat)
titik.
Contoh:
“Proyeksi masyarakat petani secara magis terarah pada
kekuatan supranatural …. Dalam hubungan dengan mekanisme pasar itulah.”5
d. Penulisan
puisi dan kata mutiara
Kutipan
yang berbentuk puisi yang tediri dari satu baris dimasukkan sebagai bagian dari
teks utama dan dituliskan di antara tanda petik rangkap. Puisi yang tediri dari
dua baris atau lebih dipisahkan penulisannya dari teks utama dengan tanpa tanda
petik sebelum dan sesudahnya. Pusisi ditulis dengan jarak satu spasi dan
menjorok masuk 1,2 cm. dari margin kiri.
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Tulisan
Arab, baik dari Qur’an maupun Hadis\ ditulis dengan Font Arabic Tradisional
ukuran 16, untuk al-Qur’an arti ditulis ‘Terjemahan’ dan untuk
selain Qur’an ditulis ‘Artinya’ dengan Format sebagai berikut;
y7tRqè=t«ó¡o !#s$tB ¨@Ïmé& öNçlm; ( ö@è% ¨@Ïmé& ãNä3s9 àM»t6Íh©Ü9$# $tBur OçFôJ¯=tæ z`ÏiB ÇyÍ#uqpgø:$# tûüÎ7Ïk=s3ãB £`åktXqçHÍj>yèè? $®ÿÊE ãNä3yJ¯=tæ ª!$# ….[سوراة: اية
Terjemahnya: Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah
yang Dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang
baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar
dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu (Q.S….. : ayat)
Catatan:
Untuk
program Quran_in_word dapat menggunakan ukuran font 12
menyesuaikan dengan font Traditional Arabic dengan ukuran 16.
e. Anotasi
Anotasi
atau keterangan pendek dapat disisipkan sesudah kata-kata, ungkapan atau
kalimat yang diberi keterangan itu dituliskan diantara tanda kurung besar. Apabila
anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih, maka anotasi itu dituliskan
pada catatan kaki.
Contoh
anotasi yang kurang dari satu baris:
“Sultan Trenggono [raja Demak ketiga]
memerintahkan Jaka Tingkir untuk menangkap Kerbau yang sedang mengamuk.”
2.
Kutipan Tidak Langsung
Yang
dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah pengutipan yang dilakukan oleh
penulis secara tidak langsung. Artinya penulis hanya mengutip ide dasar
seseorang, sehingga yang dimasukkan dalam teks tersebut adalah bahasa penulis
sendiri. Kutipan tidak langsung, baik pendek maupun panjang, penulisannya
dijadikan satu dengan teks utama. Kutipan tidak langsung ditulis dengan
menggunakan spasi ganda (2 spasi) dengan menyebutkan nama orang yang dikutip
pada awal kutipan dan di akhir kutipan diberi nomor footnote.
Contoh:
Ada
tiga sifat penting pendidikan yang saling terkait satu sama lain. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sukmadinata bahwa pendidikan mengandung nilai dan memberikan
pertimbangan nilai. Pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat dan
pelaksanaan pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan
itu berlangsung.6
Contoh:
Menurut
Suciati, suatu kegiatan instruksional di perguruan tinggi dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu hasil belajar berupa perubahan tingkah laku
mahasiswa. Tanpa adanya tujuan instruksional yang jelas, pengajaran akan
menjadi tidak jelas arahnya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap taksonomi
hasil belajar menjadi sangat penting bagi para dosen. Dengan pemahaman ini,
dosen akan dapat menentukan dengan lebih jelas dan tegas mengenai tujuan mata
kuliah yang diasuhnya, bahkan tujuan setiap materi atau pokok bahasan yang
disampaikan setiap kali tatap muka.7
3. Kutipan dari Hasil Wawancara
Selain diperoleh melalui pendapat seseorang dalam buku, kutipan
juga dapat diperoleh langsung melalui wawancara. Dalam penelitian kualitatif
yang bersifat alamiah, sumber data primer diperoleh dari wawancara. Kutipan
yang berasal dari wawancara ditulis sama seperti penulisan pada kutipan
langsung, yakni ditulis apa adanya untuk menjaga kealamiahan data.
Contoh:
Seperti
yang telah dituturkan oleh Bapak Indrajati selaku Dirjen Dikdasmen ketika
diwawancarai oleh peneliti, “terus terang [mutu pendidikan di Indonesia] mengalami
penurunan, karena beberapa sebab baik input output maupun proses. Oleh karena
itu, perlu adanya pembenahan beberapa komponen untuk menanganinya.”8
Catatan: Bila kalimat yang dikutip belum sempurna maka
penulis perlu menambahkan keterangan untuk menjadikan kalimat itu sempurna,
sebagaimana tertulis dalam kurung kotak pada kutipan di atas.
Budiono,
selaku Kepala Dinas Pendidikan kota Nganjuk, ketika dimintai tanggapan mengenai
mutu pendidikan di Indonesia, mengatakan sebagai berikut: “… sebenarnya mutu
pendidikan di tempat kami sudah mulai meningkat. Cuma kami merasakan mutu yang
ada belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.”9
Tulisan
hasil wawancara harus di beri foot note, Contoh:
9 Wawancara dengan Budiman di kantor Dinas Pendidikan
kota Nganjuk pada tanggal, 24 Januari 2012 jam 10.00-10.30.
4.
Kutipan dari Hasil Observasi
Kutipan,
selain dari yang tersebut di atas, juga dapat berasal dari hasil observasi yang
dilakukan oleh seorang pengamat (observer).
Cara penulisan kutipan yang berasal dari hasil observasi tersebut pada
prinsipnya sama dengan cara penulisan kutipan langsung, karena observasi
dilakukan secara langsung pula.
Contoh:
Suasana pembelajaran ketika Bapak Ahmad mengajarkan
muatan lokal pelajaran Tafsir Jalalain di
kelas II A. Pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar suasana kelas
tenang tanpa ada tanya jawab atau diskusi yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Berikut catatan peneliti yang menggambarkan suasana tersebut:
Pelajaran dimulai dengan ucapan
salam dari guru sambil duduk di kursi. Kemudian guru memerintahkan siswa supaya
membuka kitabnya masing-masing sambil bertanya tentang batas pelajaran yang
lalu. Kemudian guru membacakan kitab yang sudah dibawanya dengan memberikan
arti kata demi kata yang diikuti oleh semua siswa. Kegiatan belajar itu
berlangsung sampai suara bel berbunyi sebagai tanda pergantian jam pelajaran,
saat itu pula guru langsung mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam
kembali.10
Tulisan
hasil observasi harus di beri foot note, Contoh:
10 Hasil observasi di kelas III pada tanggal 25 Januari
2012 jam 10.00-12.00.
B. Teknik Penulisan Catatan Kaki (Footnote)
Catatan
kaki (footnote) adalah salah satu
dari tiga teknik penulisan yang berfungsi untuk menandai identitas sumber data.
Selain itu, footnote juga dapat
digunakan untuk memberikan keterangan tambahan tentang suatu subyek atau
persoalan yang tidak mungkin dijelaskan dalam bodi teks. Namun, dengan catatan
masih berkaitan erat dengan persoalan yang dibahas. Penjelasan seperti ini
harus ditempatkan pada footnote,
karena jika dituliskan dalam bodi teks akan mengganggu alur pembahasan.
Di
samping catatan kaki, terdapat dua teknik penulisan lain, yaitu catatan akhir (endnote) dan catatan tengah (innote). Pada prinsipnya, catatan kaki
dan catatan akhir tidak berbeda. Perbedaannya hanya pada letak. Catatan kaki
terletak di bagian bawah bodi teks, catatan akhir di bagian belakang [bisa di
akhir setiap bab atau di akhir buku], dan catatan tengah (innote) terletak di akhir tulisan secara langsung (masuk di bodi
teks). Dibandingkan dengan catatan akhir, catatan kaki lebih praktis sebab
pembaca bisa langsung mengetahui identitas sumber yang disebutkan dalam halaman
yang sama dengan kutipan. Karena itu, karya ilmiah cenderung lebih banyak
menggunakan model catatan kaki dibandingkan dengan dua model yang lainnya.
Dengan pertimbangan seperti itu, maka catatan kaki dipilih sebagai teknik yang
diberlakukan dalam kegiatan penulisan karya ilmiah.
Kutipan dari Buku
Untuk menuliskan identitas sebuah buku yang dijadikan
sebagai sumber rujukan, penulis harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: nama
penulis harus ditulis seperti susunan nama aslinya (dengan tidak mendahulukan
nama akhir [last name]) kemudian diikuti koma, judul buku yang ditulis miring, kurung
buka, tempat penerbit, titik dua (:), nama penerbit, koma, tahun penerbitan,
kurung tutup, koma, h, titik, nomor halaman dan titik.
1Mitsuo Nakamura, The Crescent Arises over the Banyan Tree: A
Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town (Yogyakarta:
Gajahmada University Press, 1983), h. 45.
2Oemar
Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum
(Jakarta: Erlangga, 1985), h. 60.
Jika
terdapat kutipan lagi dari buku tersebut (The
Crescent Arises over the Banyan Tree atau Peradilan Bebas Negara Hukum) dan diselingi dengan kutipan dari
sumber lain, maka yang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma, beberapa kata dari
judul buku, koma, nomor halaman buku dan titik.
1Mitsuo
Nakamura, The Crescent Arises over the
Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town
(Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1983), h. 45.
2Oemar
Seno Adji, Peradilan Bebas Negara Hukum (Jakarta:
Erlangga, 1985), h. 60.
3Montgomery
Watt, Islamic Theology and Philosophy
(Edinburg: Edinburg Universty Press, 1963), h. 67.
4Nakamura,
The Crescent Arises, h. 46.
5Adji,
Peradilan, h. 60.
Namun
jika kutipan kedua tersebut langsung mengikuti kutipan pertama [tidak diselingi
dengan kutipan dari sumber lain], maka dalam kutipan kedua ditulis kata Ibid
(ditulis biasa, tidak miring dan bergaris bawah). Kemudian diikuti titik, koma
dan nomor halaman, jika berbeda dengan nomor halaman kutipan pertama atau tanpa
nomor halaman pada kutipan sebelumnya.
1Mitsuo
Nakamura, The Crescent Arises over the
Banyan Tree: A Study of the Muhammadiyah Movement in a Central Javanese Town
(Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1989), h. 45.
2Ibid.,
h. 32.
3Ibid.
Apabila
terdapat kutipan yang sama dengan kutipan sebelumnya, namun halamannya berbeda,
maka yang disebutkan adalah nama akhir penulis (last name), koma, beberapa kata dari judul buku, koma, nomor
halaman buku dan titik.
1Nakamura,
The Crescent Arises, h. 47.
Jika
seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan untuk yang
pertama kali secara berurutan dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis
tersebut diganti dengan kata idem. Titik koma ditulis untuk memisahkan antara
kata idem dengan kata atau angka yang menjadi bagian dari identitas sumber
sebelumnya.
1Howard
M. Federspiel, The Persatuan Islam:
Islamic Reform in Twentieth Century Indonesia (Ithaca, New York: Cornell
University Modern Indonesia Project, 1970), 109; Idem, Popular Indonesia Literature of the Qur’an (Ithaca, New York:
Cornell University Modern Indonesia Project, 1994), h. 142.
2M.
Yahya Harahap, Tujuan Kompilasi Hukum
Islam (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1990), 45; Idem, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama (Jakarta: Pustaka
Kartini, 1999), h. 89.
Kutipan dari Jurnal, Kumpulan Artikel dan Terjemahan
Kutipan yang diambil dari artikel sebuah jurnal memiliki
ketentuan teknik tertentu. Ketentuan dimaksud adalah menyebutkan nama penulis
persis seperti susunan nama aslinya, koma, tanda kutip buka, judul artikel
(ditulis biasa, tidak miring atau bergaris bawah), tanda kutip tutup, koma,
nama jurnal yang ditulis miring atau digaris bawahi, nomor jurnal, kurung buka,
bulan (kalau ada) dan tahun penerbitan, kurung tutup, koma, nomor halaman dan
titik. Perlu disebutkan bahwa nomor jurnal ditulis dengan angka Arab (Arabic Number), bukan angka Romawi (Roman Number).
1George
Makdisi, “The Hanbali School and Sufisme”, Humaniora
Islamica, 2 (Januari, 1974), h. 61.
2Wael
B. Hallaq, “A Tenth-Eleventh Century Treatise on Juridical Dialectic”, Muslim World, 77 (1987), h. 197-228.
Jika
artikel yang dikutip dimuat dalam buku, maka ketentuannya adalah menyebutkan
nama penulis artikel persis seperti susunan nama aslinya, koma, tanda kutip
buka, judul artikel (ditulis biasa, tidak miring dan bergaris bawah), tanda
kutip tutup, koma, serta teks “dalam”, judul buku yang ditulis miring atau
bergaris bawah, koma, ed. (singkatan editor), nama editor, kurung buka, tempat
penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung tutup, koma,
nomor halaman dan titik.
1Abdus
Subhan, “Social and Religious Reform Movementh in the 19th Century among the
Muslims”, dalam Social and Religious
Movementh, ed. S.P. Sen (Calcutta: Institute of Historical Studies, 1979),
h. 485.
Kutipan
lain dari artikel yang sama, baik yang langsung mengikuti kutipan pertama atau
diselingi dengan kutipan dari sumber lain, ketentuannya sama dengan ketentuan
kutipan dari buku. Demikian juga jika penulis artikel memiliki dua karya
artikel atau lebih dan disebutkan untuk yang pertama kali secara berurutan
dalam satu nomor catatan kaki, maka nama penulis tersebut diganti dengan kata
idem.
Kutipan dari
Sumber Bahasa Asing yang Diterjemahkan
Untuk
sumber yang diterjemahkan dari bahasa asing, judul sumber yang ditulis adalah
judul terjemahannya. Judul aslinya dalam bahasa asing tidak boleh disebutkan.
Cara penulisan identitas sumber sama dengan ketentuan sebagaimana di atas,
hanya ada tambahan kata “terj.” untuk tanda penerjemah.
1 C. Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, terj. S.
Gunawan (Jakarta: Bhatara Aksara, 1983), h. 45.
Catatan Penting Penulisan Foot Note
Semua gelar yang dicantumkan di depan atau di belakang
nama seorang penulis tidak perlu disebutkan dalam kutipan.
1Moh. Koesnoe, “Kedudukan Kompilasi Hukum Islam dalam
Sistem Hukum Nasional”, Varia Peradilan,
122 (2005), h. 78.
bukan
1Prof. Dr. H. Moh. Koesnoe SH, “Kedudukan Kompilasi Hukum
Islam dalam Sistem Hukum Nasional”, Varia
Peradilan, 122 (2005), h. 78.
Penulis yang hanya memiliki satu nama (single name), nama satu-satunya tersebut
yang dituliskan.
1Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional (Jakarta: Tinta Mas, 2004), h. 50.
Nama penulis Arab Klasik dan pertengahan yang dikenal
melalui satu nama saja, walaupun ia memiliki nama lebih dari satu, ditulis nama
yang terkenal saja. Nama diri (given
name) boleh disebutkan, jika memang diperlukan sebagai penguat.
1al-Ghaza>li>, Ih}ya>'
'Ulu>m al Di>n, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2009), h. 98.
2Nawawi>, Matan
al-Arba'i>n al-Nawawi>, (Kairo: Mustafa al-Ba`bi al-Halabi, 1945), h.
56.
Jika nama yang satu tersebut sama atau mirip dengan nama
penulis lain yang buku atau artikelnya juga dipakai sebagai sumber, maka nama
diri perlu disebutkan.
1Abu> H}amid
al-Ghaza>li>, al-Mustas}hfa>`
min ‘Ilm al-Us}hu>l, (Beirut: Dar Ihya at-Turrast al-Arabi, 1976), vol.
2, h. 89.
2Muh}ammad
Ghaza>li>, Gha>yat Talkhi>s al-Mur>d, (Kairo: Da`r
al-Shuru`q, 1990), h. 78.
Kutipan yang diambil dari Encyclopedia ditulis
nama penulis entry, koma, tanda kutip buka, judul entry, tanda kutip tutup,
koma, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, kurung
tutup, koma, nomor halaman dan titik
1A.J.
Wensinck, “Kufr”, The First Encyclopaedia
of Islam, ed. M. Th. Houstma, et.al. (Leiden: E. J. Brill, 1987), vol. 7,
h. 234.
Jika
sebuah buku ditulis, diedit atau diterjemahkan oleh dua orang, maka dua nama
tersebut harus disebutkan semua. Namun jika jumlah penulis, editor atau
penterjemahnya tiga ke atas, maka hanya nama penulis, editor atau penterjemah
pertama yang disebutkan dan kemudian diikuti dengan et.al. sebagai ganti
nama-nama lain yang tidak disebutkan.
1Fazlur
Rahman,”Revival and Reform in Islam”, dalam The
Cambridge History of Islam, ed. P.M. Holt et.al. (Cambridge: Cambridge
University Press, 1970), Vol. 2, h. 632-638.
Kutipan dari Disertasi, Tesis dan Skripsi
Kutipan yang diambil dari tesis atau disertasi yang tidak
diterbitkan caranya adalah dengan menuliskan nama penulis tesis atau disertasi,
koma, tanda kutip buka, judul tesis atau disertasi (ditulis biasa tidak miring atau
digaris bawahi), tanda kutip tutup, koma, kurung buka, teks ”Tesis MA
atau Disertasi Doktor”, koma, nama perguruan tinggi, tempat perguruan
tinggi, tahun penulisan tesis atau disertasi, kurung tutup, koma, nomor halaman
dan titik.
1Bisri
Afandi, ”Shaikh Ahmad Al-Shurkati: His Role in Al-Irshad Movement”, (Tesis MA.,
McGill University, Montreal, 1976), h. 34.
2Nurcholish
Madjid, “Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafah: A Problem of Reason and Revelation
in Islam”, (Disertasi Doktor, Chicago University, Chicago, 1984), h. 45.
Jika
unsur dalam identitas sumber data ada yang tidak jelas atau hilang, maka harus
dicantumkan tanda “kehilangannya”. Misalnya, jika tempat, nama atau tahun
penerbitan tidak ada dalam sebuah buku atau jurnal, maka harus diberi tanda
t.t. (tanpa [tempat] penerbit), t.p. (tanpa [nama] penerbit), dan t.t. (tanpa
[tahun] penerbitan). Di samping itu, tanda tanya (?) juga harus dipakai, jika
salah satu unsur dalam identitas tersebut diragukan karena tidak ditulis dengan
jelas.
1al-Nawawi>,
Sharh} S}ah}i>h Muslim, (t.t.:
al-Maktabah al-Salafiyah, 1950), vol. 5, h. 34.
2H.
A R. Gibb, Modern Trends in Islam
(Chicago: t.p., 1947), h. 67.
3M. Hatta, “Politik Sintesa,” Aliran Islam (Februari, 1942), h.45.
4S.D.
Gotein, Studies in Islamic History and
Institutions (Leiden: E.J. Brill, t.t.), h. 34.
Kutipan dari al-Qur’an dan al-Hadis\
Kutipan dari al-Qur’an dilakukan dengan cara menuliskan
kata al-Qur’an (ditulis biasa tidak miring atau digaris bawahi) kemudian diikuti
koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat dan titik. Jika dalam satu nomor
catatan kaki terdapat dua atau lebih kutipan al-Qur’an, maka kutipan berikutnya
ditulis persis seperti kutipan pertama (hanya tidak perlu menyebutkan kata
al-Qur’an lagi) dan antara kedua kutipan tersebut dipisahkan dengan titik koma.
Kutipan lain yang disebutkan dalam nomor selanjutnya ditulis Ibid, titik, koma,
nomor surat, titik dua, nomor ayat dan titik. Perlu diketahui bahwa huruf “a” dalam kata sandang (definite article) “al-Qur’an” sebaiknya ditulis dengan huruf
kecil, sebab “al” dari sudut gramatika bukan bagian dari kata dimaksud. Di
samping itu perlu diingat bahwa nomor yang dipakai untuk menunjukkan ayat dan
surat adalah Angka Arab (Arabic Number)
dan bukan Angka Romawi (Roman Number).
1al-Qur’an,
2: 34; 12: 4.
2Ibid., 5: 14.
Catatan:
Teknik penulisan sumber dari al-Qur’an pada daftar
pustaka dibuat secara lengkap. Misalnya, Yayasan Penterjemahan al-Qur’an, al-Qur’an
dan Terjemahan (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, Proyek
Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1990). Maka rujukan yang dilakukan oleh penulis
menjadi jelas.
Kutipan dari Hadis\ ditulis dengan cara menempatkan footnote
di akhir matan Hadis\ tanpa menyebutkan periwayatnya (rawa>hu). Dalam footnote ditulis nama penulis kitab (mukharrij, seperti al-Bukhari, Muslim,
an-Nasa’i, dll.), judul kitab ditulis miring, titik dua, nama bab (jika ada),
kurung buka, kota terbit, titik dua, penerbit, koma, tahun, kurung tutup, koma,
jilid, koma, halaman, dan titik. Kitab Hadis\ yang dapat digunakan sebagai
rujukan utama adalah al-Kutu>b
at-Tis’ah (S}ah}i>h al-Bukha>ri,
S}ah}i>h Muslim, Sunan an-Nasa>’i, Sunan at-Turmud}i, Sunan Ibnu Majjah,
al-Muwat}a’ Ibnu Malik, Sunan Abu Dawud, Sunan ad-Darimi, dan Musnad Imam Ah}mad). Kitab Hadis\ yang disusun oleh Mukharrij yang lain (al-Baih}aqi, ath-T}abrani,
al-H}akim, dan ad-Dailami) tetap dapat dirujuk dengan menyebut nama kitab yang
disusunnya. Selain Kitab-kitab Hadis\ tersebut di atas dapat dirujuk apabila
menjadi obyek pembahasan.
1 al-Bukhari, S}ahi>h
al-Bukha>ri: Kita>b ash-S}iya>m (Beirut: Da>r al-Fikr, 1989),
I, h. 231.
Kutipan dari Internet
Kutipan yang diambil dari internet atau website dengan
cara menuliskan nama penulis artikel (jika ada), judul artikel di antara dua
tanda kutip, alamat website, tanggal, bulan, tahun terbit (jika ada) dan tanggal
akses.
1Kuntowijoyo,”Islamisasi
Javaisme”, Republika on line, http://www. republika.co.id, 18 April 2008, diakses
tanggal 2 Mei 2009.
2”Bila
Istana Bersuasana Pesantren”, Republika
on line, http://www. republika.co.id
atau 9910 atau 31 atau 2934.htm, diakses tanggal 31 Oktober 2009.
Kutipan dari hasil wawancara ditulis dalam catatan kaki
sebagai berikut; nama tokoh, koma, jabatan, kedudukan, atau pekerjaan tokoh,
koma, tempat, koma, dan tanggal pelaksanaan wawancara.
1Budi Setiono, Staf KMI, Pondok Pesantren Darul Ma’rifah
Kediri, 24 September 2002.
Kutipan dari CD-Rom
Kutipan yang diambil dari artikel yang ditulis dalam
jurnal dan dalam bentuk CD-Rom ditulis sebagai berikut: nama penulis, kemudian
diikuti koma, judul artikel ditulis di antara dua tanda kutip, koma, judul CD
yang ditulis miring atau digaris bawahi, koma, jilid, titik dua, kurung buka,
CD-ROM, titik dua, judul CD, teks ”Digital”, tahun, kurung tutup, dan
titik.
1
Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R., “Age, Rate and Eventual Attainment
in Second Language Acquisition”, TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-ROM: TESOL
Quarterly, Digital, 1998).
Kutipan dari Majalah dan Koran
Kutipan
dari artikel yang dimuat dalam majalah atau koran ditulis sebagai berikut: nama
penulis, kemudian diikuti koma, judul artikel yang ditulis di antara dua tanda
kutip dan ditulis tegak (biasa) dengan huruf besar pada setiap awal kata
kecuali kata hubung, kemudian tanda koma, nama majalah atau koran ditulis
miring atau digaris bawahi, koma, tanggal, bulan, tahun (jika ada), nomor
halaman dan titik.
1
Gardner, H., “Do Babies Sing a Universal Song?”, Psychology Today,
h.70-77.
2
Suryadarma, S.C.V., “Prosesor dan Interface: Komunikasi Data”, Info Komputer,
Juli 2004, h. 45.
3
Huda, M., “Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering”, Jawa Pos, 13
September 2005, h.6.
Kutipan
dari artikel yang dimuat dalam koran atau majalah tanpa penulis sebagai
berikut: nama koran atau majalah, koma, judul artikel dicetak miring atau garis
bawah, koma, tanggal, bulan, tahun, nomor halaman, dan titik.
1 “Wanita
Kelas Bawah Lebih Mandiri”, Jawa
Pos, 22 April 2005, h. 6.
Kutipan dari Dokumen, Undang-Undang, Seminar dan Email
Kutipan yang diambil dari dokumen resmi pemerintah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan lembaga ditulis sebagai
berikut: judul atau nama dokumen dicetak miring, koma, kota (tempat yang
menjadi Ibukota pemerintah pemilik dokumen), titik dua, penerbit, tahun terbit,
dan titik.
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Armas Duta Jaya, 2004.
Kutipan dari dokumen suatu lembaga dan ditulis atas nama
lembaga yang bersangkutan ditulis sebagai berikut: nama lembaga, koma, judul
buku yang ditulis miring atau digaris bawahi, kurung buka, tempat lembaga yang
menerbitkan, titik dua, nama lembaga payung, koma, tahun penerbitan, kurung
tutup, dan titik.
1 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman
Penulisan Laporan Penelitian (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
2000).
Kutipan dari makalah yang disajikan dalam seminar, workshop,
diklat atau lokakarya ditulis sebagai berikut: nama penulis, koma, judul
makalah ditulis tegak di antara dua tanda kutip, titik, forum tempat menyajikan
makalah, koma, lembaga penyelenggara, koma, kota, tanggal, bulan, tahun, dan
titik.
1 Lailun Nuzul, “Penulisan
Laporan Penelitian”. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian
Tingkat Dasar, Kediri, 12 Agustus 2005.
Kutipan yang diambil dari email pribadi ditulis sebagai
berikut: nama penulis, koma, nama email, koma, judul ditulis tegak di antara dua
tanda kutip, titik, nama pemilik email yang dituju, kurung buka, alamat email
tujuan, kurung tutup, tanggal email dan titik.
1 Dali S. Naga, “Artikel untuk JIP”. E-mail kepada Ali
Syaukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id), (unj@indo.net.id), 1
Oktober 2009.
Kutipan Hasil Wawancara dan Observasi
Pada prinsipnya pengutipan hasil wawancara maupun hasil
observasi sama pada pengutipan umumnya. Namun yang berbeda pada teknik pembutan
footnote. Pembutan footnote diawali dengan kata ”wawancara”,
nama orang (nama sebenarnya/samaran), tanggal, bulan, tahun, tempat wawancara
dan waktu/jam.
[1]
Wawancara dengan Sudro di Masjid pada tanggal 15 Oktober 2010 jam 02.00 s/d
02.29.
Sedangkan
untuk footnote hasil observasi diawali dengan kata “Observasi”, tanggal
bulan tahun, dan tempat.
[1]
Observasi di pasar Bandar pada tanggal 19 Oktober 2010 jam 08.00-10.00.
C. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Semua sumber yang dipakai sebagai rujukan dalam penulisan
karya ilmiah wajib dimasukkan dalam daftar pustaka atau bibliography. Sedangkan buku dan sumber lain yang tidak dijadikan
rujukan tidak boleh dicantumkan di dalamnya. Artinya, sumber yang dijadikan
rujukan saja yang dicantumkan dalam daftar pustaka.
Teknik penulisan sumber dalam bibliography pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan teknik
penulisan catatan kaki (footnote).
Penulisan bibliography dapat
diurutkan sebagai berikut:
Pertama, menulis nama penulis atau pengarang, yaitu dengan menulis nama akhir (last name) dan diberi tanda koma, kemudian diikuti nama awal lengkap (first name), nama kedua dan seterusnya (bila ada) lalu diakhiri dengan titik kurung buka tahun diterbitkan kurung tutup. Kedua, menulis judul buku. Judul buku dicetak miring dan diikuti dengan tanda titik. Ketiga, menulis nama kota tempat sumber diterbitkan dan diikuti dengan tanda titik dua (:). Keempat, menulis nama penerbit, lalu tanda koma, dan kemudian titik.
BAB III
BAHASA
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Penulisan
karya tulis ilmiah bisa ditulis dalam Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
A.
Peran
dan Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki peran sangat penting dalam pergaulan, dan penggunaan
bahasa bisa mencerminkan kepribadian seseorang, misalnya: aspek akhlak, profesi
dan status sosialnya. Fungsi utama bahasa, baik
berupa bahasa isyarat, bahasa tulis, maupun bahasa
lisan,
adalah sebagai alat komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Penggunaan
bahasa yang tepat sangat menunjang keberhasilan komunikasi.
Komunikasi terjadi karena ada pihak pertama yang ingin
menyampaikan pesan, ide atau gagasan, informasi, seruan, perintah atau larangan
kepada pihak kedua. Ide atau gagasan yang disampaikan merupakan hasil kerjha akal,
perasaan, dan pengalaman. Ide yang disampaikan seseorang akan bisa dipahami
oleh orang lain dengan baik dan sempurna bila diungkapkan dengan baik, tepat,
dan benar. Penerima pesan juga dituntut memiliki kemampuan menyerap pesan
dengan baik, tepat, dan benar
pula.
Ide atau gagasan yang disampaikan dengan bahasa tulis
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah:
1.
Ide atau gagasan dapat
disampaikan dengan sangat mendalam dan luas, misalnya gagasan yang dituangkan
dalam buku berhalaman
tebal dan berjilid.
2.
Ide atau gagasan dapat
terdokumentasi dalam waktu yang lama.
3.
Ide atau gagasan yang
disampaikan dapat dipelajari dan diambil manfaatnya oleh orang lain, kecuali
dokumen yang sifatnya sangat rahasia.
Sedangkan
beberapa kekurangannya adalah:
1.
Tidak semua ide seseorang dapat
dengan
sempurna diterjemahkan dalam
bahasa tulis.
2.
Maksud dan tujuan yang
disampaikan dengan bahasa tulis terkadang sulit
dipahami dan diserap dengan tepat oleh pembacanya.
3.
Pembaca tidak mudah mendapatkan
penjelasan bila mendapatkan kesulitan dalam memahami maksud ide yang
disampaikan dengan bahasa tulis.
B.
Ragam
Bahasa Ilmiah
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang
jelas, tepat, formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan
dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak
berbelit-belit dan struktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan
menggunakan kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif dan tidak
berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti saya atau kita. Jika
terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang
dipakai bukan kami atau saya melainkan penulis atau peneliti.
Namun, istilah penulis atau peneliti hendaknya digunakan seminim
mungkin.
Karya tulis ilmiah wajib
ditulis dengan ragam bahasa ilmiah, tidak menggunakan ragam bahasa sastra, orasi,
daerah, pasar, populer, dan sejenisnya. Dalam ragam bahasa ilmiah berlaku
ketentuan-ketentuan sebagai berikut: (1) Baku; (2) Logis; (3) Kuantitatif atau
terukur; (4) Tepat; (5) Denotatif; (6) Efektif; (7) Terjalin; (8) kesinambungan urutan; dan (9)
Bahasa yang baik dan benar.
C.
Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)
Penulisan karya
tulis ilmiah harus ditulis sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
yang berlaku.
D.
Transliterasi
Arab-Latin
Transliterasi adalah pengalihan huruf dari abjad yang
satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin adalah penyalinan huruf-huruf
Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya. Pedoman Transliterasi
Arab-Latin disusun dengan prinsip sebagai berikut:
1.
Sejalan dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
2.
Huruf Arab yang belum ada
padanannya dalam huruf Latin dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan
tanda diakritik dengan dasar “satu fonem satu lambang”.
3.
Pedoman transliterasi ini
diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Penulisan transliterasi yang berasal dari bahasa asing
(Arab dan Inggris) ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Transliterasi
huruf Arab ke dalam huruf latin yang dipakai dalam penyusunan karya
tulis ilmiah berpedoman pada Surat
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543 b/u/1987 tanggal 10 September 1987
yang ditandatangani pada tanggal 22 Januari 1988. serta yang ditindaklanjuti melalui Keputusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Keagamaan DEPAG RI pada tanggal 5 Pebruari 2004.
1.
Konsonan
Hurup Arab
|
Nama
|
Hurup Latin
|
Nama
|
ا
|
Alif
|
Tidak dilambangkan
|
tidak dilambangkan
|
ب
|
Ba
|
B
|
be
|
ت
|
Ta
|
T
|
te
|
ث
|
Sa
|
s\ |
es (dengan titik di atas)
|
ج
|
Jim
|
J
|
je
|
ح
|
Ha
|
h}
|
ha (dengan titik di bawah)
|
خ
|
Kha
|
Kh
|
ka dan ha
|
د
|
Dal
|
D
|
de
|
ذ
|
Zal
|
z\
|
zet (dengan titik di atas)
|
ر
|
Ra
|
R
|
er
|
ز
|
Zai
|
Z
|
zet
|
س
|
Sin
|
S
|
es
|
ش
|
Syin
|
Sy
|
es dan ye
|
ص
|
Sad
|
s}
|
es (dengan titik di bawah)
|
ض
|
Dad
|
d}
|
de (dengan titik di bawah)
|
ط
|
Ta
|
t}
|
te (dengan titik di bawah)
|
ظ
|
Za
|
z}
|
zet (dengan titik di bawah)
|
ع
|
Ain
|
‘
|
koma terbalik di atas
|
غ
|
Ghain
|
Gh
|
ge dan ha
|
ف
|
Fa
|
F
|
ef
|
ق
|
Qaf
|
Q
|
ki
|
ك
|
Kaf
|
K
|
ka
|
ل
|
Lam
|
L
|
el
|
م
|
Mim
|
M
|
em
|
ن
|
Nun
|
N
|
en
|
و
|
Wau
|
W
|
we
|
ه
|
Ha
|
H
|
ha
|
ء
|
Hamzah
|
‘
|
apostrof
|
ي
|
Ya
|
Y
|
ye
|
2. Konsonan rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
متعّد دة
|
Ditulis
|
Muta’addidah
|
عدّة
|
Ditulis
|
‘iddah
|
3. Ta’ Marbutah di akhir kata
a.
Bila dimatikan ditulis h
حكمة
|
Ditulis
|
h}ikmah
|
جزية
|
Ditulis
|
jizyah
|
(Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
b.
Bila diikuti dengan kata sandang 'al' serta bacaan kedua
itu terpisah, maka ditulis dengan h.
كرامة الأولياء
|
Ditulis
|
Kara>mah al-auliya>’
|
c.
Bila ta’
Marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t atau h
زكاة الفطر
|
Ditulis
|
Zaka>t al-fit}ri
|
4. Vokal Pendek
فعل
|
fathah
|
Ditulis
|
a
|
Ditulis
|
fa'ala
|
||
ذكر
|
kasrah
|
Ditulis
|
i
|
Ditulis
|
z|ukira
|
||
يذهب
|
dammah
|
Ditulis
|
u
|
Ditulis
|
yaz}habu
|
5. Vokal Panjang
1.
|
fathah + alif
|
ditulis
|
a>
|
جاهلية
|
ditulis
|
Ja>hiliyyah
|
|
2.
|
fathah + ya’ mati
|
ditulis
|
a>
|
تنـسى
|
ditulis
|
Tansa>
|
|
3.
|
kasrah + ya’ mati
|
ditulis
|
i>
|
كـريم
|
ditulis
|
Kari>m
|
|
4.
|
dammah + wawu mati
|
ditulis
|
u>
|
فروض
|
ditulis
|
furu>d}
|
6. Vokal Rangkap
1.
|
fathah + ya’ mati
|
ditulis
|
Ai
|
بينكم
|
ditulis
|
bainakum
|
|
2.
|
fathah + wawu mati
|
ditulis
|
Au
|
قول
|
ditulis
|
Qaul
|
7. Vokal Pendek yang Berurutan dalam
Satu Kata Dipisahkan dengan apostrof
أأنتم
|
ditulis
|
a’antum
|
أعدت
|
ditulis
|
u’iddat
|
لئن
شكـرتم
|
Ditulis
|
la’in syakartum
|
8. Kata Sandang
Alif +Lam
a.
Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis dengan menggunakan
huruf "Ґ"
القرآن
|
ditulis
|
al-Qur’a>n
|
القياس
|
ditulis
|
al-Qiya>s
|
b.
Bila diikuti huruf Syamsiyyah
ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah
yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf
"l" (el) nya.
السماء
|
Ditulis
|
as-Sama>’
|
الشمس
|
Ditulis
|
asy-Syams
|
9. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ذوي الفروض
|
Ditulis
|
Z|awi> al-furu>d}
|
أهل السنة
|
Ditulis
|
ahl as-Sunnah
|
Lampiran :
Halaman Sampul karya tulis ilmiah
POLIGAMI DALAM TINJAUAN
HUMANISME
Makalah
Disampaikan pada mata kuliah......
Dosem Pengampuh
........
Oleh:
MARSUIN
NPM. 13.01.0.4768
NIRM 13.00890.564380
![]() |
SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH
FAQIH ASYARI SUMBERSARI
PROGRAM STUDI MUAMALAH
OKTOBER 2013
|

Lampiran:
Contoh Daftar Pustaka
Daftar
Pustaka
Algar, Hamid. (2011). Wahabisme: Sebuah Tinjauan Kritis, Jakarta:
Democracy.
Azra, Azyumardi. (2011). Pengatar dalam Buku, Syaikh
Idahram, Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya Ulama Klasik: Episode
Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi, Yogyakarya: Pustaka Pesantren.
Baasir, Abu Bakar. (2008). Surat-Surat Kepada Penguasa.
Klaten: Kafayeh Cipta Media.
Hanafi, A. (2003). Pengantar Teologi Islam, Jakarta:
Pustaka Al-husna Baru.
Hasan, Abdurrahman ibnu. (tt) Qurrah ‘Uyun al-Muwahhidin, Riyad:
Maktabah ar-Rusyd.
Idahram, Syaikh. (2011). Mereka Memalsukan Kitab-kitab Karya
Ulama Klasik: Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi, Yogyakarya:
Pustaka Pesantren.
Koentjaraningrat. (1999). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Jambatan.
Mufid, Ahmad Syafii. (2009). Faham Islam transnasional dan proses
demokratisasi di Indonesia. Harmoni; Jurnal Multikultural &
Multireligius, Vol. VIII. No. 31, Juli – September. h. 8-34
Muhammad, Nur Hidayat. (2012). Benteng Ahlussunah wal Jamaah:
Menolak Faham Salafi, Wahabi, MTA, Hisbu Tahrir dan LDII, Kediri:
Nasrulilmi.
Siraj, Said Aqil. (1999). Islam Kebangsaan: Fiqih Demokratik
Kaum Santri, Jakarta: Pustaka Ciganjur.
Sugiyarto, Wakhid. (2010). Jihad di mata para terpidana terorisme
di indonesia, “Harmoni: Jurnal
Multikultural & Multireligius”, Volume VIII, Nomor 32,
Oktober-Desember. h. 97-112.
Wahid, Abdurahman, (ed). (2009). Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan
Islam Transnasional di Inonesia, Jakarta: Desantara Utama Media.
Wahab, Muhammad ibnu Abdul, dkk. (tt). Ad Durar as-Saniyyah fi
al Ajwibah an-Najdiyah, Jilid 1.
0 komentar:
Posting Komentar